Thursday, November 29, 2007

Fu***K Macet

"Fu***K, sial, anjrit!" umpat Andi gemas. Tengari bolong, naik motor disuruh bosnya nganter barang ke kantor cabang di Hayam Wuruk. Macet gak ada habisnya. Di balik helm dan jaketnya, keringet mengucur deras. Setengah perjalanan dari kantornya di Kebon Jeruk udah bikin bete dan frustasi. Bayangin, naik motor baru setengah jam udah bikin stres.
Diliriknya jam di pergelangan tangan kanannya. "Gaswat, tinggal 15 menit lagi neh, waktunya. Kalo enggak, bisa dikasih amplop cokelat, nih gue!" gumam Andi sembari merapikan kembali lengan jaketnya yang tadi sempat tersingkap. Dia mulai panik. Maklum, gagal ngantar barang tepat waktu, bisa-bisa di-PHK. Karena udah dua kali ditegur bosnya gara-gara kesalahan itu. Gas motornya dipelintir dalam. Motor pun mulai melesat di antara kepadatan lalu lintas. Secara kasatmata, ia mulai terlihat membabi-buta, mencari celah, berusaha agar bisa tiba di kantor cabang tepat waktu. Namun tiba-tiba, BRAAAAKK... Jeduk... dari belakang motor seseorang menyeruduk ekor motornya. Ia terkesiap. Matanya mendelik. Tapi karena pake helm, enggak keliatan.
"Anjrit... bangke! Woi, liat-liat dong, kalo bawa motor!" hardiknya, sambil membuka kaca helm full facenya. Seorang pengendara motor yang juga di belakang motornya membawa barang tampak grogi melihat mata Andi. "So-so-sowry.. Mas. Telat ngerem!" katanya gugup sembari melambaikan tangan, tanda permohonan maaf.
Andi menengok sebentar ke bagian belakang motornya. Untung enggak ada problem berarti. Hanya saja, jantungnya mau copot gara-gara kaget tadi. Tapi karena diburu waktu, ia enggak mau ambil pusing dan memperpanjang masalah. Sebaliknya, dia bergegas menancap gas motornya lagi. MEski hati dongkol, tapi mau apa lagi? "Sialan tuh orang. Gue rasa, lampu belakang motor gue pecah!" makinya. Dia pun kembali meliuk-liuk di antara antrean mobil.

see.. kejadian kayak gini, mungkin enggak cuma Andi. Tapi tiap orang, baik pemilik motor atau mobil pernah mengalami. Maklum, jalanan udah kayak killing field, deh. sruduk sana-sini. Tikung sana-sini sampai sodok situ sini.. sampai-sampai, fenomena ini seolah jadi makanan tiap hari. Makanya, gak aneh kalo yang tadinya tertib, lama-lama akan ketularan katro juga.
Lantas, apakah kita akan terus melestarikan budaya begini? Ya, silakan saja kalau mau cepat mati. Karena, pada dasarnya, kalo udah di jalan, itu pilihannya ada dua. Nabrak, atau ditabrak. Apes, kan? Tapi, paling bijak adalah, kita antisipasi diri sendiri dulu deh. Artinya, kita gak usah dulu maksa orang lain tertib. Toh, kita juga enggak jaminan tertib di jalan. Hayo ngaku? Pasti pernah dong, melanggar lampu lalu lintas, atau nyampal dari marka jalan?
Makanya, mending kita tertib sendiri dulu deh.. dari pada ketularan gila, iya gak?
Utamanya sih, patuhi dulu deh, rambu lalu lintas, hargai pengguna jalan lain. Dan paling utama, enggak perlu nyumpah2. Percuma. Hanya nambah2in dosa doang. Mending, simpen tuh energi, ketimbang sumpah serapah. Peacee....

Wednesday, November 28, 2007

Bisnis Modifikasi Motor


Zaman emang makin susah. Apalagi di tahun 2008 yang bakal masuk ke shio tikus. Dipastikan, untuk dapat sesuap nasi, mesti rela gerilya malem2 kayak tikus. Ups.. itu mah filosofi. Bisa aja berubah. Tergantung you orang, punya semangat apa enggak. Yup, buat you orang yang masih bersemangat, yuk bisnis di dunia modifikasi motor. Ini dunia menjanjikan. Apalagi populasi motor makin meningkat. Terlebih tahun depan macet dipastikan makin gila2an. Motor jadi sarana pengganti yang relevan. So, inilah ladang bisanis yang bisa dimaksimalkan. What? Gak tau caranya? Makanya, beli deh, buku kedua yang saya tulis ini. Sohor Jadi Modifikator Motor (SJMM). Diterbitkan PT Gramedia UTama, dijamin bisa menjawab semua yang Anda inginkan. Muraaahhhhhhh... harganya cuma Rp 45 ribu. Tapi ilmu yang bisa didapat, lebih dari nilai itu.
Buruan... ke toko buku Gramedia di kota Anda. Jangan sampai kehabisan.

Saturday, November 17, 2007

EROTISASI

Suatu siang, seorang teman datang pada saya. Dengan muka kusut, ia pun lantas bercerita soal kondisi rumah tangganya yang terancam di ambang kehancuran. Padahal, perkawinan mereka masih seumur jagung. Baru saja delapan bulan mengarungi bahtera rumah tangga, percekcokan kerap terjadi. Masalahnya sepele. Istrinya menginginkan teman saya itu memiliki Mr. P yang besar dan panjang. Entah apa motivasinya. Yang jelas, keinginan itu sangat besar. Bisa jadi, ide dasar istri teman saya itu akibat sering nonton film blue yang notabene diperankan aktor2 bule yang memang pada dasarnya memiliki senjata besar. Awal pernikahan, sebulan-dua bulan, menurut teman saya itu tak masalah. Mereka tetap melakukan ML yang berakhir pada kepuasan kedua belah pihak. Tapi memasuki bulan ketiga, mulai ada perubahan. Tawaran menonton film biru yang awalnya untuk memberi variasi dalam hubungan intim, justru jadi bumerang buat sahabat saya itu.
"Sudah beberapa kali istriku merengek agar aku bisa punya senjata sebesar aktor bule. Kalo enggak bisa, dia minta cerai!" kata teman saya itu.
Tak mau mengecewakan pasangan, teman saya itu pun lantas mencari solusi. Dibukanya koran-koran yang mungkin saja bisa menginspirasinya. Betul saja, akhirnya ia menemukan praktik Mak Erot yang tiap hari memasang iklan di Poskota. Tanpa pikir panjang, ia pun mendatangi tempat praktik Mak Erot yang ada di kawasan Jln. Jaksa, Jakpus. Tepatnya di hotel Karya Bahana.
"Kamu berobat ke dia?" tanya saya rada bingung dengan keputusannya. Karena setahu saya, yang namanya Mr. P, kalo sudah dewasa tak akan pernah bisa dipanjangin atau dibesarin.
Teman saya mengangguk. "Sekadar pengen nyoba!"
"Lantas?" tanya saya lagi.
"Hasilnya ya, sama aja!"
"Lho, katanya sudah terbukti?"
"Iya, terbukti mahalnya doang. Entah aku tertipu atau tidak. Tapi yang jelas enggak ada hasilnya!" sesal teman saya. Karena menurutnya, untuk biaya proses Erotisasi itu bisa sampai lima juta rupiah. Sungguh fantastis. Padahal, di iklannya tertulis hanya Rp 100 ribu untuk daftar, lalu Rp 600 ribu untuk maharnya. Tapi ternyata ada biaya tambahan lagi.
"Untuk biaya minyaknya aja, per cc dihargai Rp 60 ribu dan 70 ribu. Waktu itu aku ambil yang 60 ribu sebanyak 100 cc. JAdi aku harus bayar Rp 6 juta. Tapi karena di tabungan hanya ada Rp 4 juta, ya aku tawar ke Pak hajinya yang menangani aku!"
"Dikasih diskon?"
"Iya!"
"Hahaha... pantas dong kalo rudalmu enggak jadi besar!"
"Memang kenapa?"
"Ya karena dapat diskon beli minyaknya. Harusnya bisa panjang 2 cm, karena didiskon setengah, ya jadi panjangnya hanya 1 cm!"
"Boro-boro 1 cm. Yang ada aku malah rugi!"
"Lho?"
"Iya, pas di rumah mau aku pakai, setelah membaca doa-doa yang diberikan si Pak Haji, eh minyak itu malah tumpah ke lantai. Kebuang, deh semua!"
"Hahahahaha....!" aku pun hanya bisa tertawa terpingkal-pingkal mendengar cerita temanku itu. "Makanya, syukurilah apa yang sudah dikasih Tuhan. Karena yang penting, dalam hubungan rumah tangga bukan soal besar kecilnya Mr. P. Tapi kuat atau tidaknya menerobos benteng pertahanan lawan!"

Friday, November 9, 2007

Buku Pertamaku

Dengan kata-kata, kuciptakan sebuah buku. Yuk JAdi Model. Buat siapa saja yang menginginkan menjadi model, semua terjawab di buku ini. Sebuah penerbitan besar telah mengapresiasi tulisan saya, sehingga menjadikan buku pinky maruti seperti ini... Dapatkan segera di toko-toko buku terkenal di kota Anda...
Bagi yang sudah beli, mo tanya2 soal model, silakan ke blog ini atau ke emailku langsung.