Saturday, November 17, 2007

EROTISASI

Suatu siang, seorang teman datang pada saya. Dengan muka kusut, ia pun lantas bercerita soal kondisi rumah tangganya yang terancam di ambang kehancuran. Padahal, perkawinan mereka masih seumur jagung. Baru saja delapan bulan mengarungi bahtera rumah tangga, percekcokan kerap terjadi. Masalahnya sepele. Istrinya menginginkan teman saya itu memiliki Mr. P yang besar dan panjang. Entah apa motivasinya. Yang jelas, keinginan itu sangat besar. Bisa jadi, ide dasar istri teman saya itu akibat sering nonton film blue yang notabene diperankan aktor2 bule yang memang pada dasarnya memiliki senjata besar. Awal pernikahan, sebulan-dua bulan, menurut teman saya itu tak masalah. Mereka tetap melakukan ML yang berakhir pada kepuasan kedua belah pihak. Tapi memasuki bulan ketiga, mulai ada perubahan. Tawaran menonton film biru yang awalnya untuk memberi variasi dalam hubungan intim, justru jadi bumerang buat sahabat saya itu.
"Sudah beberapa kali istriku merengek agar aku bisa punya senjata sebesar aktor bule. Kalo enggak bisa, dia minta cerai!" kata teman saya itu.
Tak mau mengecewakan pasangan, teman saya itu pun lantas mencari solusi. Dibukanya koran-koran yang mungkin saja bisa menginspirasinya. Betul saja, akhirnya ia menemukan praktik Mak Erot yang tiap hari memasang iklan di Poskota. Tanpa pikir panjang, ia pun mendatangi tempat praktik Mak Erot yang ada di kawasan Jln. Jaksa, Jakpus. Tepatnya di hotel Karya Bahana.
"Kamu berobat ke dia?" tanya saya rada bingung dengan keputusannya. Karena setahu saya, yang namanya Mr. P, kalo sudah dewasa tak akan pernah bisa dipanjangin atau dibesarin.
Teman saya mengangguk. "Sekadar pengen nyoba!"
"Lantas?" tanya saya lagi.
"Hasilnya ya, sama aja!"
"Lho, katanya sudah terbukti?"
"Iya, terbukti mahalnya doang. Entah aku tertipu atau tidak. Tapi yang jelas enggak ada hasilnya!" sesal teman saya. Karena menurutnya, untuk biaya proses Erotisasi itu bisa sampai lima juta rupiah. Sungguh fantastis. Padahal, di iklannya tertulis hanya Rp 100 ribu untuk daftar, lalu Rp 600 ribu untuk maharnya. Tapi ternyata ada biaya tambahan lagi.
"Untuk biaya minyaknya aja, per cc dihargai Rp 60 ribu dan 70 ribu. Waktu itu aku ambil yang 60 ribu sebanyak 100 cc. JAdi aku harus bayar Rp 6 juta. Tapi karena di tabungan hanya ada Rp 4 juta, ya aku tawar ke Pak hajinya yang menangani aku!"
"Dikasih diskon?"
"Iya!"
"Hahaha... pantas dong kalo rudalmu enggak jadi besar!"
"Memang kenapa?"
"Ya karena dapat diskon beli minyaknya. Harusnya bisa panjang 2 cm, karena didiskon setengah, ya jadi panjangnya hanya 1 cm!"
"Boro-boro 1 cm. Yang ada aku malah rugi!"
"Lho?"
"Iya, pas di rumah mau aku pakai, setelah membaca doa-doa yang diberikan si Pak Haji, eh minyak itu malah tumpah ke lantai. Kebuang, deh semua!"
"Hahahahaha....!" aku pun hanya bisa tertawa terpingkal-pingkal mendengar cerita temanku itu. "Makanya, syukurilah apa yang sudah dikasih Tuhan. Karena yang penting, dalam hubungan rumah tangga bukan soal besar kecilnya Mr. P. Tapi kuat atau tidaknya menerobos benteng pertahanan lawan!"

1 comment:

Anonymous said...

owalahhh... nasibmu Le...

ya begitu kalo bokep jadi referensi, nasib berujung di di tangan mak erot...